Rockabilly adalah salah salah satu gaya paling awal dan paling
berpengaruh dalam musik rock n’ roll yang muncul di tahun 1950-an. Elvis
Presley adalah bintang rockabilly yang paling terkenal. Walaupun hanya
berlangsung singkat selama tahun 1950-an, gaya bermusik rockabilly
berpengaruh besar terhadap musik rock dan budaya populer. Pada akhir
tahun 1970-an dan awal 1980-an, rockabilly bangkit kembali dan bertahan
sebagai sub-budaya hingga sekarang.
ASAL – USUL
Hubungan erat antara musik blues dan musik country bisa ditelusur sejak
dari rekaman lagu-lagu country tahun 1920-an. Julukan untuk bintang
musik country Jimmie Rodgers adalah blue yodeler atau penyuara yodel
bergaya blues. Lagu-lagu hit dari Jimmie Rodgers banyak yang berirama
blues, walaupun aransemen dan warna musiknya berbeda dari penyanyi blues
kontemporer seperti Blind Lemon Jefferson dan Bessie Smith.
Di sepanjang dekade 1930-an dan 1940-an lahir dua warna musik baru,
western swing dan hillbilly boogie. Grup musik Bob Wills and his Texas
Playboys merupakan bintang laris dari genre musik western swing yang
memadukan cara bernyanyi musik country, teknik steel guitar, dan grup
big band berirama jazz. Setelah Amerika Serikat dilanda demam
boogie-woogie di tahun 1940-an, penyanyi country seperti Moon Mullican,
Delmore Brothers, Tennessee Ernie Ford, dan Maddox Brothers and Rose
mulai merekam lagu-lagu dalam warna musik baru yang dikenal sebagai
hillbilly boogie. Mereka memadukan gaya bernyanyi dan lirik musik
country yang sederhana dengan ritme bass berirama boogie.
Bill Monroe adalah perintis irama musik bluegrass yang merupakan gaya
baru musik country yang terdengar sangat konservatif. Lagu-lagu Bill
Monroe banyak yang berirama blues, dan sebagian lagi berirama folk
balada atau lagu irama musik parlor. Earl Scruggs adalah pemain banjo
grup musik pimpinan Bill Monroe yang memperkenalkan petikan banjo yang
cepat, sehingga musik yang dihasilkan menjadi bersemangat dan penuh
energi.Tempo yang cepat juga merupakan ciri khas rockabilly ditambah
pameran keterampilan memainkan alat musik.
Di awal tahun 1950-an, Hank Williams dan Lefty Frizzell yang bergaya
musik honky tonk merajai lagu-lagu yang diputar di jukebox. Tema
lagu-lagunya kebanyakan tentang pesta, putus cinta, dan ketidakadilan
dalam hidup. Musik seperti ini cocok untuk kalangan pekerja yang senang
berkumpul di bar untuk melewatkan malam minggu dengan minum-minum,
mencari pacar atau teman berkelahi. Suasana meriah seperti ini ternyata
lebih pas lagi kalau mendengar musik berirama rockabilly yang memiliki
ritme lebih cepat dan lirik berisi luapan emosi secara terang-terangan.
Era Hank Williams tidak berlangsung lama karena sang bintang tewas
akibat kecelakaan lalu lintas di malam tahun baru 1953. Kecelakaan ini
terjadi beberapa bulan sebelum Elvis Presley memulai rekaman di studio
Sun.
Elvis Presley tampil memadukan citra generasi pemberontak ditambah
gaya liar dalam bermusik Hank Williams dengan karisma remaja James Dean.
Wajah tampan, pertunjukan seksi penuh skandal, dan musik yang inovatif
menjadikan Elvis sebagai idola baru di kalangan remaja. Musik rockabilly
disukai remaja karena lekat dengan citra pemberontak, seksualitas, dan
kebebasan dari belenggu formalitas yang diciptakan orang tua dan tokoh
masyarakat. Elvis Presley dan genre rockabilly merupakan perintis gaya
rock n’ roll yang secara khusus dimainkan orang berkulit putih, dan
sekaligus menyalakan revolusi budaya yang dampaknya masih terasa hingga
sekarang.
Pada 12 April 1954, Bill Haley masuk studio di New York untuk merekam
“(We’re Gonna) Rock Around the Clock” dalam versi yang lebih berisik
dari versi irama country yang pernah dicoba sebelumnya. Bill Haley
sebenarnya sudah merekam lagu-lagu berirama rockabilly tiga bulan lebih
awal dari Elvis, tapi kalah terkenal. Sehubungan hal ini, penulis dari
lembaga Rockabilly Hall of Fame, Alex Fraser-Harrison mengatakan bahwa
Elvis didukung staf yang lebih baik dalam soal hubungan
masyarakat.Sambutan terhadap lagu “Rock Around the Clock” mulanya cuma
biasa-biasa saja, tapi segera menduduki puncak tangga lagu di seluruh
dunia setelah dijadikan lagu tema film Blackboard Jungle.
Kelahiran rockabilly
Sam Phillips adalah seorang pemilik label rekaman independen bernama
Sun Records di Memphis, Tennessee. Selama beberapa tahun, pengalaman Sam
Phillips terbatas pada merekam dan mengedarkan musik yang dibuat
pemusik blues dan country lokal. Selain itu, studio rekaman miliknya
disewakan kepada orang yang kebetulan lewat dan kebetulan ingin membuat
rekaman musik sebagai kenang-kenangan. Salah satu orang lewat dan ingin
merekam suaranya adalah Elvis Presley. Sam Phillips pernah berkata,
“Kalau saja aku dapat menemukan penyanyi berkulit putih dengan suara dan
kepekaan orang berkulit hitam, aku bisa untung satu juta dolar.” Dalam
diri Elvis, Sam Phillips menemukan segalanya yang ia cari.
Elvis dipasangkan dengan musisi band lokal berirama country, gitaris
Scotty Moore dan pemain bas Bill Black. Trio ini berlatih memainkan
lusinan lagu, mulai dari musik country tulen, lagu-lagu hit Dean Martin,
hingga lagu musik gospel. Pada 5 Juli 1954, mereka merasa jenuh karena
terus menerus rekaman di studio Sun dan memutuskan untuk mengambil waktu
istirahat. Elvis menghibur diri dengan memainkan lagu lama berirama
blues yang segera diikuti Scotty dan Bill. Sam terkesan mendengar blues
yang mereka mainkan dan meminta agar lagu diulang dari awal. Lagu
bersejarah tersebut adalah “That’s All Right” yang direkam dan diedarkan
sebagai singel pertama Elvis pada 19 Juli 1954.
Warna musik “That’s All Right” betul-betul baru, walaupun Elvis hanya
menggabungkan unsur-unsur yang sudah dikenal sebelumnya. Pemusik Carl
Perkins menyebut rockabilly sebagai “irama blues dengan beat country.”
Lagu “That’s All Right” memang lagu blues yang dimainkan dengan tempo
bluegrass yang cepat. Permainan bas Bill Black yang lincah dan gitar
lead yang penuh perasaan dari Scotty Moore menjadi ciri khas lagu ini.
Ditambah jangkauan vokal Elvis yang luas, lagu ini sangat digemari
remaja waktu itu yang sedang mengidam-idamkan kebebasan. Selanjutnya,
Elvis kembali masuk rekaman, kali ini dengan lagu berirama bluegrass,
“Blue Moon of Kentucky” yang dibawakannya dengan gaya yang sama.
Lagu “Blue Moon of Kentucky” langsung disukai pendengar setelah
diputar stasiun-stasiun radio di kawasan Memphis. Setelah masuk tangga
lagu lokal, lagu ini mulai diputar di berbagai stasiun radio di daerah
Selatan. Pendengar ternyata tidak bisa mengenali warna kulit penyanyi
lagu “Blue Moon of Kentucky” hanya dari mendengar suaranya saja.
Penggemar terbesar lagu ini ternyata datang dari pendengar stasiun radio
berirama country. Pada waktu itu, orang masih belum tahu bagaimana
harus menyebut nama jenis musik ini. Elvis menyebut musiknya sebagai The
Hilbilly Cat dan King of Western Bop. Nama “rockabilly” diperkenalkan
kemudian dan ternyata terus melekat hingga sekarang. Hingga di tahun
berikutnya, Elvis masih merekam 4 buah singel lagi untuk studio Sun.
Semuanya direkam Elvis dengan resep yang sama, campuran blues dan
country. Lagu-lagu Elvis menjadi standar gaya rockabilly dengan ciri
khas berupa “tempo tinggi” dengan betotan bas, petikan gitar penuh
perasaan, permainan gema, dan sering meneriakkan “Go man go“. Ciri khas
lain adalah vokal yang sangat emosional dan energetik, seperti orang
tersedak atau gagap bernyanyi, atau suara yang terjun dari falseto ke
bass dan sebaliknya.
Pemusik rockabilly terkenal
Setelah Elvis Presley menjadi sangat terkenal, perusahaan rekaman Sun
menjual kontrak dengan Elvis kepada RCA Victor seharga AS$40 ribu. Uang
tersebut dipakai Sam Phillips untuk melakukan perluasan dan renovasi
studio rekaman. Dari studio Sun kemudian lahir bintang-bintang seperti:
* Carl Perkins
Penyanyi dari label rekaman Sun yang berhasil meraih penjualan di
atas satu juta kopi dengan lagu “Blue Suede Shoes“. Karier Carl dan band
pengiringnya hancur bersama kecelakaan lalu lintas ketika sedang menuju
New York untuk tampil di televisi. Sewaktu Carl dan rekan sedang
dirawat berbulan-bulan di rumah sakit, “Blue Suede Shoes” melejit di
tangga lagu dan turun lagi secara pelan-pelan. Carl Perkins berhasil
sembuh, namun tidak lagi pernah berhasil menciptakan lagu hit.
* Jerry Lee Lewis alias “The Killer”
Jerry perlu menjual semua telur-telur dari peternakan ayam milik
ayahnya di Ferriday, Louisiana supaya bisa ikut audisi di studio Sun.
Warna permainan piano Jerry Lee Lewis sangat unik dan aksi panggungnya
sangat keterlaluan. Setelah menjual rekaman sebanyak 4 juta kopi, Jerry
diasingkan para penggemar karena menikahi keponakannya sendiri yang
berusia 13 tahun.
* Roy Orbison
Penyanyi ini memulai karier sebagai penyanyi rockabilly di studio
Sun, walaupun nantinya lebih dikenal dengan lagu-lagu ballad produksi
Monument Records di awal tahun 1960-an.
* Johnny Cash
Pesaing Elvis sang raja rock n’ roll, Johnny Cash sering disebut
“pangeran rockabilly”. Musik Johnny Cash terkenal sederhana dan mudah
dimengerti banyak orang. Salah satu lagunya yang menjadi klasik adalah
“Folsom Prison Blues”.
Selain bintang rockabilly asal studio Sun masih banyak lagi penyanyi
rockabilly lain yang berhasil menciptakan lagu hit, dan menjadi panutan
pemusik rock generasi berikutnya. Beberapa di antaranya tewas di usia
muda.
* Buddy Holly asal Lubbock, Texas
Buddy Holly adalah penulis lagu sekaligus gitaris berbakat, dan
vokalis yang unik. Sebagian besar lagu-lagunya yang menjadi hit adalah
hasil ciptaan sendiri, misalnya “That’ll Be the Day” dan “Peggy Sue“.
Buddy Holly tewas dalam kecelakaan pesawat tahun 1959, tapi rekamannya
terus populer (terutama di Inggris), dan menjadi inspirasi bagi pemusik
lain.
* Johnny Burnette dan Rock‘N’ Roll Trio asal Memphis
Ketika Elvis sudah mulai populer, Johnny Burnette dan rekan-rekan
sebaya berhasil masuk dalam acara televisi pencari bakat, “Original
Amateur Hour” yang dipandu Ted Mack. Rekaman Johnny Burnette yang
berirama rockabilly ternyata tidak ada yang sukses. Burnette justru
sukses dengan lagu-lagu pop seperti “You’re Sixteen” dengan target
remaja belasan tahun. Burnette tewas tenggelam sewaktu kapal kecilnya
ditabrak kapal lain di tahun 1964.
* Gene Vincent
Kostum kulit berwarna serba hitam, lagu-lagu bertema seks, dan
hal-hal berbau bahaya menjadikan Gene Vincent sebagai moyang penampilan
para rocker. Anggota band pengiringnya, the Blue Caps juga terdiri dari
pemusik berbakat. Setelah mencatat penjualan di atas 1 juta kopi di AS
dengan “Be-Bop-A-Lula” dan “Woman Love”, kepopulerannya memudar. Di
Eropa, Vincent terus populer hingga meninggal akibat sakit lambung di
tahun 1971.
* Eddie Cochran
Seperti halnya Chuck Berry, lagu-lagu Eddie Cochran mengangkat
pengalaman masa remaja secara jenaka. Eddie adalah gitaris sekaligus
penulis lagu berbakat dengan lagu-lagu hit seperti “Summertime Blues“,
“C’mon Everybody”, “Sittin’in the Balcony”, dan “Something Else”.[13] Di
tahun 1960, Eddie mencatat sukses dalam tur bersama Gene Vincent di
Inggris, tapi mengalami kecelakaan dan tewas sewaktu menuju bandar udara
hendak pulang ke Amerika.
* Rick Nelson
Lusinan lagu Rick Nelson menjadi hit di akhir tahun 1950-an dan awal
tahun 1960-an. Lagu “Hello Mary Lou“, “Lonesome Town”, “Travelin’ Man”,
dan “Poor Little Fool” dikerjakan Rick Nelson bersama pemusik aliran
rockabilly ternama seperti Johnny Burnette dan James Burton. Setelah
tahun 1964, Rick Nelson hanya berhasil mencetak dua lagu hit, namun
terus berusaha memenangkan hati penggemar di dua dekade selanjutnya.
Rick Nelson tewas dalam kecelakaan pesawat di tahun 1985.
Aliran rockabilly tidak selalu didominasi pria. Wanita penyanyi
rockabilly seperti Wanda Jackson, Janis Martin, Jo Ann Campbell, dan
Alys Lesley sempat mencatat hit kecil-kecilan dan melakukan tur.
Walaupun demikian, lagu-lagu mereka tidaklah sepopuler penyanyi
rockabilly pria. Pengaruh wanita penyanyi rockabilly di masa itu
nantinya baru terasa berpuluh-puluh tahun kemudian ketika Becky Hobbs,
Rosie Flores, dan Kim Lenz membangkitkan kembali rockabilly.
Di Amerika Serikat, musik rockabilly mencapai puncak kepopuleran
sepanjang tahun 1956 dan 1957, tapi praktis tidak disiarkan lagi di
radio setelah tahun 1960. Musik rockabilly bertahan agak lebih lama di
Inggris hingga di pertengahan tahun 1960-an.